Jumat, 27 Februari 2009

Kisah Bidan PTT di Dusun Salena, Demi Tugas Siap Bekerja di Tempat Terpencil

Senin, 15 Desember 2008

BERTUGAS di tempat yang terpencil dan jauh dari fasilitas yang ada, tentunya jarang ada orang yang menginginkannya. Namun yang namanya tugas, tentunya hal itu harus diterima.

Laporan: Hady Wijaya

Adalah Rahma Wati, seorang bidan Paramedis Tidak Tetap (PTT) yang ternyata setia dengan pekerjaannya sebagai seorang bidan di Dusun Salena, salah satu perkampungan paling barat di Kelurahan Tipo Kecamatan Palu Barat.
Saat ditemui Media Alkhairaat, Rahma yang saat ditemui masih berpakaian sipil, mengisahkan sedikit perjalanan hidupnya selama ditugaskan di dusun salena. Hampir dua tahun seorang diri bertugas sebagai bidan di masyarakat, banyak suka duka yang ditemuinya. Namun semua itu dihadapinya dengan tegar dan selalu sabar.
“Namanya tugas kita harus terima apapun resikonya akan tetapi terlepas dari semua itu kita serahkan kepada yang kuasa, karena dialah yang lebih memahami sesuatu di muka bumi ini. Apalagi di daerah terpencil begini, kita tidak mengetahui niat seseorang,” terangnya.
Namun dirinya bangga dengan tugas yang diembannya yang langsung bersentuhan dengan masyarakat. Selama dirinya bertugas, masyarakat Salena mulai memahami arti keberadaan pos kesehatan. Padahal, sebelumnya warga Salena ini bila ada yang sakit atau akan ada yang mau melahirkan, tidak ingin memeriksakan kesehatan atau memanggil bidan. Lambat laun hal itu mulai terkikis dan masyarakat Salena mulai sadar keberadaan pos kesehatan.
Satu-satunya pos kesehatan yang ada hanya berada di desa Lekatu sekitar tiga kilo meter sebelum memasuki Dusun Salena yang dibangun oleh pemerintah. Puskesdes tersebut kata Rahma sudah cukup bagus dapat melayani masyarakat dengan satu rumah dinas. Namun dirinya tidak berani untuk tinggal. Selain masih sendiri (belum menikah), di wilayah tersebut juga belum ada penerangan lampu listrik.
“Saya tidak berani tinggal. Apalagi saya seorang perempuan, terpaksa untuk sementara tinggal di perumahan pukesmas yang ada di Kelurahan Tipo,” ungkapnya.
Walau demikian sebagai pelayan masyarakat, saban hari ia senantiasa melakukan tugasnya dengan baik. Yang paling berkesan adalah bila ada yang mau melahirkan di waktu malam, masyarakat pun menjemput dirinya dengan kendaraan motor, dengan jarak sekitar tiga kilo meter menuju Dusun Salena. Jalan bebatuan serta suasana yang cukup gelap, tentunya penuh resiko bagi seorang permpuan.
“Akan tetapi semua itu saya jalani dengan tabah walaupun hingga saat ini saya belum terangkat sebagai pegawai negeri sipil (PNS), setiap saya menjalani tugas malam melayani masyarakat terkadang saya berfikir kapan hal ini akan berubah, penerangan listrik sudah ada begitupun dengan jalan sehingga setiap menjalani tugas malam saya tidak merasa takut lagi,” harap wanita berjilbab ini.
Untuk itu dirinya berharap agar pemerintah dapat memberikan perhatian setidaknya penerangan lampu listrik sehingga ia bisa tinggal di rumah dinas walau sendiri. Yang terpenting adalah nasibnya bisa berubah dengan terangkat menjadi PNS
“Dan seandainya itu akan menjadi kenyataan, saya akan tetap mengabdi di Dusun Salena sebagai pelayan masyarakat dan akan memberikan yang terbaik,’’ akunya. (hady)

mediaalkhairaat.com/index.php?option=com_content&task=view&id=448&Itemid=48 - 51k -


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

hai....tinggalkan komentar ya!!!!